LAPORAN KEGIATAN LKMMH (Latihan Kepemimpinan Manajemen
Mahasiswa Hindu) DAN MAHASABHA KE-25
(Makalah Agama Hindu)
Oleh
I NYOMAN ADI YUDANA
1415061020
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan
Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kertha Wara
NugrahaNYA makalah LKMMH (Latihan
Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Hindu) dan
Mahasaba XXV ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk tugas akhir dari kuliah agama
hindu dan pembelajaran dalam hal kepemimpinan dan organisasi UKM Hindu Universitas Lampung. Tak lupa
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kesuksesan penulisan makalah ini karena makalah
ini tidak akan berjalan matang sesuai rencanaakan terselesaikan tanpa adanya
keterlibatan banyak pihak yang terkait didalamnya. Makalh ini masih jauh dari kata
sempurna maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah berikutnya menjadi lebih baik lagi.
Om Santih, Santih, Santih Om
Bandar Lampung, 09 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan dalam Ajaran Hindu
III. PEMBAHASAN
1. LKMMH
(Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Hindu).
2. MAHASABHA
UKM-H UNIVERSITAS LAMPUNG
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
LKMMH atau disebut dengan Latihan Kepemimpinan
Manajemen Mahasiswa Hindu merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh
Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas Lampung yang bertujuan untuk melatih
para mahasiswa hindu agar memiliki kemampuan memimpin dalam mengatur sebuah
organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan
manusia. Dan kepemimpinan merupakan cabang dari ilmu dari administrasi.
Kepemimpinann adalah suatu seni atau pengetahuan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Mahasabha adalah salah satu kegiatan yang biasa diselenggarakan oleh Unit
Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas Lampung setiap tahunnya. Mahasabha ke-25
kali ini diselenggarakan pada tanggal 03-04 Januari 2015 bertujuan untuk
memilih dan menetapkan pengurus UKM Hindu Universitas Lampung periode 2014-2015
dan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi (GBHPKO) dan
menetapkan anggaran rumah tangga UKM Hindu Universits Lampung.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari kegiatan ini adalah:
1. Apa saja yang dilakukan pada kegiatan LKMMH?
2. Apa saja yang kita peroleh dari kegiatan LKMMH?
3. Apa saja yang dilakukan pada kegiatan Mahasabha?
4. Apa sajakah yang dibahas saat kegiatan Mahasabha berlangsung?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui melalui/dalam bentuk tulisan, materi apa
saja yang telah diberikan pada saat kegiatan LKMMH.
2. Mengetahui melalui/dalam bentuk tulisan, apa saja yang
diperoleh saat kegiatan LKMMH dan Mahasabha yang diselenggarakan oleh UKM Hindu
Universitas Lampung.
3. Merealisasikan salah satu program kerja UKM Hindu
2013/2014 Universitas Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Kepemimpinan
dalam Ajaran Hindu
Kepemimpinan adalah untuk mengkoordinasikan, kemampuan untuk mengadakan
perencanaan, kemampuan menggerakan serta dapat mengadakan
pengawasan.
1.1.1 Tugas dan Wewenang Pemimpin
Tugas adalah kewajiban untuk melaksanakan, sedangkan wewenang adalah hak
untuk bertindak. Demikianlah seorang pemimpin harus melaksanakan tugasnya
sesuai dengan wewenang dan wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk
menggerakkan bawahannya.
1.1.2 Syarat-syarat Kepemimpinan
Pada umumny kepemipinan memerlukan sifat dan
syarat-syarat kelebihan dari yang memimpin terhadap dari yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat intelek, karakter, rasa tanggung
jawab, kesiapsiagaan yang diuraikan sebagai berikut:
1. Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan dalam mengobserpasi
pengetahuan, kemampuan menghadapi situasi baru, melihat hubungan antara
kenyataan dalam suatu situasi.
2. Karakter
Karakter adalah sifat-sifat kepribadian yang
berhubungan dengan nilai-nilai.
3. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan maksudnya adalah selalu awas dan waspada
terhadap segala kemungkinan yang terjadi dengan memelihara fisik dan
mempertinggi kesaaran jiwa.
4. Satya
Satya adalah kesetiaan. Kesetiaan merupakan kode etik
dari semua Umat Hindu. Satya atau setia ini ada lima yang disebut Panca Satya
yaitu:
·
Satya hrdaya, yaitu jujur terhadap diri sendiri
·
Satya wacana, yaitu setia pada ucapan atau perkataan.
·
Satya semaya, yaitu setia kepada janji atau konsekuensi.
·
Satya laksana, yaitu jujur dalam perbuatan.
1.1.3 Azas-azas Kepemimpian menurut Hindu
Agama Hindu tidak saja merupakan agama tertua tetapi
juga agama yang mengandung semua aspek kehidupan manusia. Selain itu agama
hindu merupakan aturan yang membimbing manusia untuk mencapai Moksatham
Jagadhita termasuk juga didalamnya unsur kepemimpinan.
1.
Asta Brata
Asta brata adalah delapan pedoman yang harus
dijalankan seorang pemimpin. Berikut adalah bagian-bagiannya:
·
Indrabrata
Seorang pemimpin harus mamp
bertindak seperti sifat dewa indra yaitu dapat memberikan kesenangan, dapat
memenuh kebutuhan anak buahnya.
·
Yamabrata
Seperti Dewa Yama seorang pemimpin
harus dapat bertindak tegas dan adil.
·
Suryabrata
Seorang pemimpin harus dapat
memberikan kekuatan kepada anak buahnya baik jasmani dan rohani, dapat
memberikan kesadaran akan tanggung jawab terhadap anak buahnya.
·
Candrabrata
Pemimpin yang mempunyai sifat bulan
itu akan menyenangkan bawahannya (lemah lembut).
·
Bayubrata
Pemimpin harus dapat menengetahui
segala hal ihwal dan pikiran anak buahnya.
·
Dhanabrata
Kuwera adalah dewa kekayaan. Artinya
seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh yang baik bagi bawahannya.
·
Barunabrata
Seorang pemimpin hendaknya dapat
mendengarkan dan menampung semua pendapat anak buahnya. Seorang pemimpin harus
mampu mendorong kegairahan kerja sesuai dengan hati nurani bawahannya.
·
Agnibrata
Seorang pemimpin harus mempunyai semangat yang
berkobar-kobar dan dapat pula mengobarkan semangat anak buahnya yang diarahkan
untuk melaksanakan tugas.
2. Catur Periksa
·
Sama (Persamaan)
Pemimpin harus berbuat dan bertindak
sama terhadap anak buahnya.
·
Beda (Keadilan)
Pemimpin harus dapat menilai anak
buahnya dengan mencurahkan perhatian yang tidak berbeda-beda.
·
Dhana (Pertolongan)
Pemimpin hendaknya senantiasa rela
mengeluarkn tenaga untuk menolong orang yang benar-benar memerlukan pertolongan
demikian pula terhadap anak buahnya.
·
Danda (Hukuman)
Pemimpin harus berani bertindak
tegas.
3. Catur Paramitha
Dalam hubungannya dengan dunia luar yang bersangkutan
dengan daerah tempat bertugas. Pemimpin harus melengkapi dirinya dengan ajaran
Catur Paramitha yang terdiri dari:
·
Maetri
Seorang pemimpin harus memandang
orang lain sebagai sahabat karib.
·
Karuna
Pemimpin harus dapat memberikan
bantuan terhadap orang yang membutuhkan bantuan.
·
Upeksa
Pemimpin mengutamakan kebenaran
dalam menjalankan tugas kewajiban dimana saja berada.
·
Mudita
Pemimpin harus selalu berusaha untuk
mendapatkan simpati orang lain, agar simpati itu timbul maka pemimpin harus
bertindak diatas relnya Tri Kaya Parisudha.
4. Catur Prawrti
Catur prawrti adalah empat pedoman yang patut dipahami
dan diterapkan oleh setiap orang terutama pemimpin.
·
Arjawa (kejujuran)
·
Anresangsya (tidak memuji diri sendiri)
·
Dama (kuat imannya)
·
Indrya Nigraha (dapt mengekang hawa nafsu)
III PEMBAHASAN
1 LKMMH (
Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Hindu)
1.2
Pelaksanaan LKMMH ( Latihan
Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Hindu)
Kegiatan
LKMMH merupakan salah satu program kerja Sekbid Organisasi Unit Kegiatan
Mahasiswa Hindu, Universitas Lampung. Kegiatan yang bertemakan Mengembangkan Jiwa Kepemimpinan Generasi
Muda Hindu Yang Bertanggung Jawab, Inovatif Dan Memiliki Intelektual
Berdasarkan Dharma ini dilakukan di Gedung A1 Jurusan Ilmo Komputer F-MIPA
Universitas Lampung dan ketua pelaksana dari kegiatan ini adalah Dewa Ayu Rini.
Acara ini diawali dengan
sambutan dari ketua pelaksana yaitu Dewa Ayu Rini untuk menyammbut peserta
kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua UKM Hindu Unila yaitu Made
Suwito kemudian sambutan yang diberikan dari Ketua UKMBS Unila yaitu Editya Tio
W dan selanjutnya sambutan dan pembukaan secara resmi LKMMH oleh Drs. Nengah Maharta, M.Si .
1.2.1 Leadership
Materi ini dipresentasikan oleh GM Pt. PLN Distribusi
Lampung Bapak I Made Artha
1.
Pengertian
kepemimpinan
Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi
aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian
tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja
untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan
bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan
sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
·
Untuk menjadi seorang pemimpin kita harus
memiliki unsur seperti berikut yaitu:
·
Rasa percaya diri
·
Kecerdasan
·
Dorongan/keinginan
·
Keberanian
1.
Empat
prilaku seorang pemimpin
Ada empat hal yang biasanya
dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahannya, yaitu prilaku mengarahkan, prilaku
mendukung, memudahkan dan orientasi prestasi.
·
Perilaku mengarahkan adalah
sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah. Bentuk
komunikasi satu arah ini diantaranya adalah memberitahukan apa yang seharusnya
dikerjakan, dimana tempatnya, bagaimana melakukanya dan mengawasi secara ketat
apa yang dilakukan oleh bawahannya.
·
Perilaku mendukung adalah
sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah,
misalnya mendengar saran bawahan, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan
interaksi, serta melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan.
·
Prilaku memudahkan maksudnya
adalah pemimpin selalu memberikan dukungan ketika pekerja berada di
lapangan. Orientsi prestasi adalah seorang pemimpin melakukan
motivasi untuk bawahannya untuk selalu mengedepankan prestasi.
2.
Gaya
Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan yaitu Gaya kepemimpinan otokrasi, Gaya kepemimpinan pembinaan,
Gaya kepemimpinan demokrasi, Gaya kepemimpinan Kharismatik dan Gaya kepemimpinan kendali bebas.
·
Pada gaya kepemimpinan otokrasi,
Pemimpin
mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja
yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran
utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap
semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami
masalah.
·
Gaya kepemimpinan pembinaan
Mirip
dengan otokrasi. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih menunjukkan
sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun,
pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk ikut memecahkan masalah yang sedang
dihadapi.
·
Gaya kepemimpinan demokrasi
Pada Gaya kepemimpinan
demokrasi anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini
seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang
cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu,
anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
·
Gaya kepemimpinan kendali bebas
Merupakan
model kepemimpinan yang paling dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang
pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi
atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara untuk
mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya
sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya berperan sebagai pemantau
saja.
·
Gaya
kepemimpinan Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur
yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada
karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga
mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya
seorang pemimpin yang kharisnatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut meskipun para pengikut tersebut tidk selalu dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
2. Teknik
Lobby
Materi ini dipresentasikan oleh Made Indrawan
Lobi
adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok
dengantujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain maupun orang yang memiliki
kedudukan pentingdalam organisasi dan pemerintahan sehingga dapat memberikan
keuntungan untuk diri sendiriataupun organisasi dan perusahaan pelobi.
Karakteristik Lobbying
·
Bersifat tidak resmi/ Informal dapat
dilakukan diluar forum atau perundingan yang secara resmi disepakati .
·
Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan
yang dimulai dengan tegursapa, atau dengan surat
·
Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana
saja sebatas dalam kondisi wajar atau suasana memungkinkan. Waktu yang
dipilih atau dipergunakan dapat mendukung dan menciptakan
suasan yang menyenangkan, sehingga orang dapat bersikap rilek dan
·
Pelaku /aktor atau pihak yang melakukan
lobbying dapat beragam dan siapa saja yakni pihak yang bekepentingan dapat
pihak eksekutif atau pemerintahan, pihak legislatif, kalangan bisnis, aktifis
LSM, tokoh masyarakat atau ormas, atau pihak lain yang terkait pada obyek
lobby.
·
Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak
ketiga untuk perantara
·
Arah pendekatan dapat bersifat
satu arah pihak yang melobi harus aktif mendekati pihak yang dilobi.
Pelobi diharapkan tidak bersikap pasif atau menunggu pihak lain sehingga
terkesan kurang perhatian.
Target
Kegiatan Lobi :
1.
Mempengaruhi kebijakan.
2.
Menarik dukungan
3.
Memenangkan prasyarat kontrak/ dalam
kegiatan /bisnis
4.
Memudahkan urusan
5.
Memperoleh akses untuk kegiatan
berikutnya.
6.
Menyampaikan informasi untuk memperjelas
kegiatan.
1.2.2
Hambatan pada Kegiatan LKMMH
Selama proses menuju pelaksanaan kegiatan LKMMH tidak sedikit kendala yang
datang menghambat , mulai dari rencana dan persiapan kegiatan yang tidak
berjalan efektif karena pada saat akan diadakan rapat tidak banyak panitia
anggota kegiatan yang dapat datang. Hal tersebut dikarenakan cuaca yang tidak
mendukung. Selain itu kendala juga menghambat pada saat kegiatan berlangsung,
peserta dan undangan yang datag tidak terlalu banyak.Tetapi semua kendala yang
menghambat tidak mengurangi sedikitpun kesuksesan jalannya kegiatan ini.
2
MAHASABHA UKM-H UNIVERSITAS LAMPUNG
2.1 Teknik Persidangan
Sidang atau persidangan adalah salah satu kelengkapan
organisasi yang mutlak harus dimiliki oleh setiap organisasi dimanapun dan
apapun, karena ditangan persidangan inilah arah dan tujuan organisasi tersebut
ditentukan.
Secara umum sidang sendiri memiliki pengertian berkumpul, bermusyawarah dan
beruning (Muhammad Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia), sedangkan secara khusus
pengertian sidang dapat lebih dispesifikkan lagi tergantung siapa dan apa
tujuan diadakan persidangan.
2.1.1 Jenis-jenis Sidang
Jenis sidang ada empat yaitu:
1. Sidang Komisi
Sidang ini hanya diikuti oleh anggota komisi saja
untuk memn perudahkan perumusan dan pengambilan kebijakan sementara sehingga
pembahasan bidang yang telah ditentukan lebih terfokus serta untuk pematangan
materi sebelum dipelokan (membahas lebih spesifik, rinci, detail pada pokok
permasalahan masing-masing kmisi yang telah ditentukan pada sidng pleno).
2. Sidang sub-komisi
Sidang ini lebih terbatas dalam sidang komisi guna
mematangkan materi lebih lanjut.
3. Sidang Pleno
Sidang pleno biasa disebut dengan sidang besar yang
diikuti oleh seluruh peserta sidang tanpa keuali (peserta dan peninjau).
4. Sidang paripurna
Sidang paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan
peninjau. Sidang paripurna biasanya mengesahkan segala ketetapan dan keputusan
yang berhubungan dengan permusyawaratan, biasanya berisi tentang pengesahan
akhir hasil-hasil sidang.
2.1.2 Perlengkapan Sidang
Untuk melaksanakan sidang dibutuhkan beberapa kelengkapan, seperti:
1. Pimpinan Sidang
Pimpinan sidang adalah orang yang
bertindak memimpin persidangan, ia wajib mengatur jalannya kegiatan. Seorang
pemimpin sidang dituntut untuk bersikap adil dan bijaksana dalam menyikapi
pendapat-pendapat yang berkembang dalam persidangan.
2. Peserta Sidang
Peserta sidang adalah orang yang
memiliki kepentingan unktuk bersidang, berkewajiban untuk mengikuti dan menjaga
kelancaran jalannya persidangan (menaati tata tertib).
3. Peninjau
Peninjau adalah orang yang hadir
dalam persidangan kecuali peserta dan pimpinan sidang. Peninjau memiliki hak
dan kewajiban yang sama dengan peserta sidang, tetapi peninjau tidak dapat
menggunakan hak suaranya dalam pengambilan keputusan.
4. Palu Sidang
Palu sidang adalah palu yang
digunakan untuk menetapkan suatu keputusan, palu sidang merupakan nyawa dari
suatu persidangan, karena walaupun keputusan telah disepakati, tidak akan sah
apabila tidak ada palu sidang untuk menetapkannya.
5. Draft Sidang
Draft sidang adalah draft yang
berisi permasalahan-permasalahan dan bahan yang akan dibahas dalam persidangan.
6. Konsideran
Lembar konsideran adalah kertas yang
berisi lembaran keputusan apa saja yang akan diambil dalam persidangan.
7. Quorum dan Pengambilan Keputusan
Quorum adala syarat sahnya sidang
untuk dapat diadakan, karena tingkat quorum menunjukkan mana tingkat
representasi dari peserta sidang. Semakin tinggi jumlah quorum, semakin tinggi
pula tingkat representasi dari sidang tersebut.
·
Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
½ + 1 dari peserta yang terdaftar pada panitia.
·
Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak
berhasil maka diambil dari suara terbanyak ½ + 1 dari peserta yang hadir
di persidangan.
·
Bila dalam
pengambilan keputusan dari suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka
dilakukan lobbying sebelum dilaksanakn pemungutan suara ulang sampai menemukan
selisih.
8. Notulensi
Notulensi bertugas mencatat jalannya persidangan.
Mencatat setiap usulan dan keputusan serta merekapitulasi catatan sidang.
2.1.3 Ketentuan Sidang
Dalam persidangan ada beberapa
ketentuan mendasar yang harus dipaham oleh pimpinan, peserta dan peninjau
sidang, diantaranya:
1.
Serah Terima Pimpinan Sidang
Dalam serah terima tersebut kedua belah pihak berdiri
berhadapan, kemudian pihak yang menyerahkan mengetuk palu sidang ke meja 1
kali, kemudian berkata “dengan mengucapkan Om Awignam Astu Namo Sidham palu
sidang saya serahkan”. Kemudian pihak penerima menerima palu sidang lalu
mengetuk palu sidang 1 kali ke meja lalu berkata “dengan mengucapka Om Awignam
Namo Sidham palu sidang saya terima”. Selanjutnya sidang dapat dilanjutkan
kembali.
2.
Penggunaan Palu Sidang
Cara mengetuk palu sidang adalah palu sidang diangkat
setinggi kurang lebih 10-15 cm dari meja dengan sudut kemiringan kira-kira 50o-60o,
kemudian diketuk dengan suara kira-kira dapat terdengar oleh seluruh peserta
sidang.
·
kali ketukan digunakan untuk mengesahkan serah terima pimpinan
sidang, pengesahan keputusan, menskors dan mencabut kembali skorsing sidang
yang waktunya tidak terlalu lama sehingga peserta sidang tidak perlu
meninggalkan tempat sidang.
·
kali ketukan digunakan untuk mengesahkan pembukaan dan pencabutan
skorsing, dan melakukan lobbying.
·
kali ketukan digunakan untuk mengesahkan pembukaan dan penutupan
sidang, dan pengesahan ketetapan final/akhir hasil sidang.
Ketukan berkali-kali (lebih dari tiga) digunakan untuk memperingati atau meminta
perhatian peserta sidang.
3.
Interupsi
Interupsi adalah menyela atau meminta waktu kepada
pimpinan sidang untuk berbicara dan mengemukakan pendapat. Dalam persidangan,
umumnya terdapat beberapa jenis tingkatan interupsi yaitu:
·
Interruption poin of order (meminta kesempatan untuk
berbicara). Istilah ini digunakan oleh peserta sidang manakala yang di
intrupsi, baik peserta atau pimpinan sidang, dipandang melakukan
pembicaraan yang menyimpang dari masalah yang dibicarakan.
·
Interruption poin of information (meminta atau memberikan
penjelasan), Pemotongan seperti ini dapat dilakukan peserta terhadap peserta
lain atau pimpinan sidang, untuk diberikan atau memberikan informasi sebagai
pelengkap dari apa yang telah disampaikan.
·
Interruption point of clarification (minta diperjelas), hal ini
dilakukan untuk memperjelas masalah, agar tidak terjadi perdebatan pendapat
yang menajam dalam persidangan.
·
Interruption poin of personal prevelage (permintaan untuk pembersihan
nama).
·
Interruption poin of explanation digunakan untuk menjelaskan suatu
pernyataan yang kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain
atau suatu pelurusan terhadap pernyataan kita.
·
Interruption poin of justification digunakan apabila menyatakan
kesepakatan/setuju pada sebuah argumentasi
·
Interruption poin of personal bentuk interupsi yang disampaikan
apabila pernyataan yang disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokokmasalah
dan cenderung menyerang secara pribadi.
4.
Skorsing
Skorsing adalah pengambilan waktu rehat dalam
persidangan untuk keperluan tertentu. Misalnya terjadi dead lock (kebuntuan)
dalam persidangan dan untuk mencairkan suasana diambillah langkah skorsing.
Lamanya skorsing ditentukan oleh pimpinan sidang atas persetujuan peserta
sidang dengan ketentuan sebagai berikut:
·
Skorsing
terbatas adalah skorsing yang lama waktanya ditentukan misalnya 2x10 menit.
·
Skoring tak
terbatas adalah skorsing yang diambil karena suatu hal darurat yang terjadi
dalam persidangan, sehingga lamanya waktu skorsing tidak dapat ditentukan.
5.
Lobbying
Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik
dengan skorsing waktu untuk menyatakan pandangan melalui obrolan antar dua
pihak atau lebih yang bersebrangan secara informal.
6.
Peninjauan Kembali (PK)
Mekanisme yang digunakan untuk mengulang kembali
pembahasan atau putusan yang telah ditetapkan.
5. Pembekuan Sidang
Pembekuan sidang merupakan langkah yang diambil
apabila sidang, dikarenakan suatu hal terus-menerus mengalami kebuntuan (dead
lock terus-menerus) dan setelah melalui jalan skorsing tak terbataspun tetap
saja mengalami kebuntuan maka pimpinan sidan atas persetujuan peserta sidang
berhak membekukan sidang, dengan catatan ini adalah langkah terakhir yang
diambil setelah semua usaha yang dilakukan tetap tidak membuahkan hasil.
Apabila hal ini dilaksanakan (sidang dibekukan), maka secara otomatis
organisasi yang bersangkutan pun akan ikut membeku.
2.1.4 Tata Tertib dan Sanksi-sanksi
1. Tata tertib persidangan merupakan
hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan
aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal di masyarakat.
2. Peserta yang tidak memenuhi
persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan
dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta sidang yang
lain.
2.2 Pelaksanaan Kegiatan MAHASABHA
UKM-H UNIVERSITAS LAMPUNG
3.5 Rangkaian Kegiatan Mahasabha ke-XXIV
Mahasabha merupakan kegiatan permusyawaratan tertinggi yang biasa
diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas Lampung setiap
tahunnya. Mahasabha yang diselenggarakan pada tanggal 03 dan 04 Januari 2015
bertempat di Gedung A1 Jurusan Ilmu Komputer F-MIPA Universitas Lampung.
Kegiatan ini dihadiri oleh hampir seluruh pengurus UKM Hindu Universitas
Lampung, peserta sidang, peninjau, dewan
penasihat dan beberapa alumni. Kegiatan ini dibuka dengan melantunkan lagu-lagu
kirtanam yang dibawakan oleh petugas,.
Sidang Pleno I
Sidang pleno I dimulai pukul 10.10 yaitu pembahasan jadwal acara,
pembahasan tata tertib mahasabha XXIV yang dipimpin oleh pimpinan sidang
sementara yaitu Nyoman Novianta, sekretaris yaitu Wayan Arya Utari dan anggota
yaitu Kadek Ceria. Setelah kedua
Sidang Paripurna I
Setelah sidang pleno I membuahkan hasil, dilakukan
sidang paripurna I yaitu mengesahkan hasil sidang pleno I yang masih dipimpin
oleh pemimpin sidang sementara. Hadirin diminta berdiri oleh pimpinan sidang,
lalu pimpinan sidang membacakan hasil sidang pleno I, kemudian disahkan dengan
penandatangan yang dilakukan oleh pimpinan, sekretaris dan anggota sidang
sementara pada lembaran hasil sidang tersebut.
Sidang Pleno II
Sidang Pleno II membahas tentang laporan pertanggung jawaban pengurus UKM Hindu
Universitas Lampung periode 2013-2014
Sidang Paripurna II
Setelah sidang pleno II usai dan laporan pertanggung jawaban kepengurusan
2013-2014 dinyatakan diterima, sidang dilanjutkan dengan sidang paripurna II
yaitu mengesahkan hasil sidang pleno II dengan penandatangan hasil keputusan
sidang pleno II oleh pimpinan, sekretaris serta anggota sidang..
Sidang Pleno III
Pada sidang pleno III membahas Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah
Tangga UKM Hindu Universitas Lampung. Pembahasan ini dipimpin atau dibacakan
oleh Komang Wastawan lalu dengan meminta persetujuan dengan seluruh peserta
sidang. Setelah menemukan hasil, pengesahan dilakukan pada sidang berikutnya
yaitu sidang paripurna III.
Sidang Paripurna III
Seperti biasa sidang paripurna dilaksanakan untuk mengesahkan hasil sidang
pleno sebelumnya. Setelah hasil keputusan sidang dbacakan oleh pimpinan sidang,
penandatangan hasil keputusan dilakukan oleh pimpinan, sekretaris dan anggota
sidang.
Sidang Pleno IV
Yang di
bahas dalam sidang pleno IV adalah pembentukan komisi-komisi, yaitu komisi A,
komisi B, dan komisi C. Pada saat itu seluruh peserta sidang di bagi menjadi 3
secara random unntuk dibentuk menjadi komisi-komisi. Setelah itu masing-masing
komisi di tempatkan dalam ruang yang berbeda untuk membahas bahasannya
masing-masing. Komisi A membahas garis-garis besar haluan program kerja
organisasi (GPHPKO) UKM Hindu Universitas Lampung, Komisi B membahas tentang
rekomendasi dan Komisi C membahas tentang kriteria calon ketua & mekanisme
pemilihan. Sedangkan penulis sendiri masuk ke dalam Komisi C. Pada saat Sidang
Komisi, pimpinan dan sekretaris mengajukan diri mereka sendiri. Mereka
yaitu Putu Say Krisna dan Wayan Ayu Mandala. Hasil sidang komisi ada beberapa
perubahan, penghapusan dan penambahan point pada syarat-syarat umum seperti
pada point i ditambahkan menjadi “Pernah ikut pelatihan kepemimpinan khususnya
di UKM H Unila dibuktikan dengan sertifikat”.
Sidang Pleno V
Sidang pleno V yaitu membahas hasil sidang komisi yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Setelah semua tersampaikan dan disetujui oleh peserta dan pimpinan
sidang, pengesahan hasil keputusan dilaksanakan pada sidang selanjutnya yaitu
Sidang Paripurna V.
Sidang Paripurna V
Pada sidang ini, peserta dimohon berdiri oleh pimpinan sidang untuk
pimpinan sidang kemudian membacakan hasil keputusan sebelumnya. Setelah itu
kemudian dinyatakan sah dengan penandatangan pada hasil keputusan oleh
pimpinan, sekretaris dan anggota sidang.
Sidang Pleno VI
Sidang pleno VI adalah pembentukan tim formatur.. Pada saat itu setelah
terbentuknya tim formatur, seluruh peserta diistirahatkan dengan persetujuan
pimpinan sidang. Setelah tim formatur terbentuk sidang selanjutnya adalah
Sidang Paripurna VI
yaitu mengesahkan hasil sidang pleno VI.
Sidang Formatur
Sidang formatur diadakan untuk pemilihan ketua umum UKM Hindu Universitas
Lampung periode 2014-2015.
Sidang Pleno VII
Pada sidang pleno VII, masing-masing dari calon ketua diberikan waktu untuk
menyampaikan visi dan misi dan program kerja bila terpilih menjadi ketua
nantinya. Setelah penyampaian visi misi dan program kerja, peserta sidang
dipandu oleh pimpinan sidang dipersilahkan untuk memberikan beberapa pertanyaan
untuk calon ketua.
Sidang Paripurna VII
Sidang paripurna VII berisi pengesahan hasil sidang formatur yaitu
mengesahkan Wayan Rasta sebagai ketua umum UKM Hindu Universitas Lampung dan Nyoman
Herman Ardike sebagai wakil ketua.
Penutupan Mahasabha XXV UKM-Hindu UNILA
Mahasabha ke XXV ditutup dengan penyampaian laporan ketua pelaksana
kegiatan yaitu Putu Sayu Okta. Beliau mengucapkan terima kasih kepada seluruh
orang yang telah membantu jalannya kegiatan LKMMH dan Mahasabha. Seperti
panitia pelaksana, peserta sidang, dewan penasihat dan juga peninjau. Kegiatan
ini ditutup dengan paramasantih oleh Beliau.
3.6 Hambatan pada Kegiatan Mahasabha ke XXIV
Kurangnya persiapan menuju kegiatan mahasabha ke-25 tidak menghambat
jalannya kegiatan ini. Rapat yang hanya diadakan 2 kali yaitu sebelum kegiatan
LKMMH bersamaan dengan rapat membahas rundown kegiatan LKMMH dan pada
hari rabu, tiga hari sebeum hari H dirasakan cukup, mengingat sudah
terbentuknya panitia karena kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari
kegiatan LKMMH. Waktu dimulainya kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal dan
beberapa hal pada saat persidangan sedang berlangsung seperti menanyakan
sesuatu yang diluar konteks bahasan dan pimpinan sidang yang kurang mengerti
persidangan menyebabkan terjadinya keterlambatan selesainya kegiatan.
Beberapa peserta sidang yang tertidur di tempat sidang karena
lamanya sidang berlangsung juga tidak mengganggu jalannya persidangan.
IV. PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan
seseorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain,
untuk berfikir dan bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia
memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin diharapkan
memiliki sikap yang dapat ditiru bawahannya, yang dapat dijadikan contoh
sehingga apa yang mereka tuju bersama dalam suatu organisasi dapat tercapai.
Mahasabha merupakan musyawarah besar yang diselenggarakan UKM Hindu Universitas
Lampung setiap tahun guna membahas kinerja kepengurusan pengurus sebelumnya dan
pemilihan kepengurusan UKM Hindu untuk periode selanjutnya. Sedangkan LKMMH
merupakan salah satu program kerja bidang organisasi UKM Hindu Universitas
Lampung yang diadakan bertujuan untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan
tentang organisasi agar dapat memanajemen organisasi dengan baik.
4.2
Saran
Rencana dan persiapan untuk kegiatan besar seperti ini sebaiknya dilakukan
jauh-jauh hari. Agar kegiatan berjalan efektif dan semaksimal mungkin. Dan
untuk yang akan mengikuti sidang dalam konteks ini yaitu mahasabha diharapkan
untuk mengetahui dahulu bagaimana teknik persidangan baik itu melalui internet
atau bertanya dengan orang yang lebih dulu tahu tentang ini seperti alumni
sehingga persidangan dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. BelajarTeknikPersidangan.[Online] https://my-projectrony.googlecode.com/files/belajar%20teknik%20persidangan.pdf. Di akses pada tanggal 19 Desember
2013 pukul 15.33.
Ariyanto,Randi.2012. ManajemenKepanitiaan. [Online]tumbuhberbagidiridhoi.blogspot.com/2012/04/manajemenkepanitiaanhtml?m=1.
Di akses pada tanggal 24 Desember 2013 pukul 16.35.
Maharta, Nengah dkk. 2011. Kumpulan Naskah Dharmawacana. Bandar
Lampung: Prima.